Laman

Sabtu, 26 Mei 2018

PANEN AIR DI KAMPUS AL ZAYTUN

PANEN AIR DI KAMPUS AL ZAYTUN

HUJAN ITU BERKAH BUKAN MUSIBAH


وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji 
tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50): 9).

Di banyak tempat di Indonesia, hujan deras yang turun dalam waktu cukup lama, masih mendatangkan kekhawatiran akan terjadinya musibah banjir.
Namun tidak demikian di Al-Zaytun International Education Center. Hujan deras yang turun di malam hari kemarin (2 malam berturut-turut) dalam durasi waktu yang cukup lama, disambut dengan penuh suka cita.
Mengapa demikian?
Ini sesuai dengan harapan. Curah hujan yang tinggi itu akan mengisi saren/ saluran air yang dibuat di sepanjang tepi lahan sawah Arjuna, Pandu Dewanata dan Begawan Abiyasa di proyek konsolidasi lahan pertanian PUSTIR (Taman Puspa Kencana dan Danau Tirta Kencana).

Inilah revolusi pertanian yang digagas oleh sesepuh/ Syaykh Al-Zaytun, Abdussalam Panji Gumilang. Satu diantara ide beliau adalah mendekatkan air ke lahan pertanian. Dengan membuat saren/ parit saluran air di sepanjang tepi lahan sawah.
Hal ini akan sangat menekan biaya operasional pengadaan air, dibanding dengan penggunaan pipa air yang perlu puluhan bahkan ratusan meter panjangnya, guna menyedot air dari sumber air/ sungai yang jauh jaraknya.
Sistem pengairan (saren) ini sangat cocok untuk area pertanian sawah tadah hujan, seperti daerah Indramayu, dimana Al-Zaytun berada.
Saren/ parit selebar 2 meter dengan kedalaman 2,5 meter yang dibuat di sekeliling lahan sawah ini, sangat memudahkan dalam pemenuhan keperluan pengairan sawah. Dan dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan. Sebagaimana saren di Al-Zaytun. telah ditebar ratusan ribu benih ikan berbagai jenis.
Demikianlah, ajaran Ilahi di Al-Zaytun bukan hanya dipercaya dalam tataran keyakinan iman saja. Namun direalisasikan dalam bentuk pembangunan dan pengaturan berbagai aspek kehidupan. Termasuk penataan lahan pertanian. Guna mewujudkan ketahanan pangan.
Apa komentar ahli-ahli pertanian, yang juga guru besar ilmu pertanian dari berbagai universitas ternama di Indonesia yang pernah berkunjung ke Al-Zaytun dan melihat langsung realisasi gagasan Syaykh Al-Zaytun dalam pengelolaan pertanian ini?
"Wah, Syaykh Al-Zaytun sudah melangkah jauh merealisasikan banyak aspek di bidang pertanian yang selama ini masih bersifat teoritis akademis saja. Beliau sangat layak menjadi profesor", demikian kata seorang guru besar pertanian dari IPB.
Dan kembali kepada judul tulisan ini. Jangan pernah mengatakan hujan itu sebagai musibah. Sebab itu bertentangan dengan ajaran Ilahi (ayat Al-Qur'an yang dikutip di atas).
Dan jangan pernah pula menyalahkan alam yang tidak bersahabat dengan kita. Sebab alam hanyalah akan memproses sesuai dengan apa yang telah manusia kerjakan.

Gambar 1
Gambar 2

Gambar 3

Rumahku Surgaku
By: Latief WeHa
Foto-foto: Hartoyo Yusuf




0 komentar:

Posting Komentar